- Tribun Jakarta
- Warta Kota
- Tribun Jogja
- Tribun Jabar
- Surya
- Tribun Jateng
- Tribun Bali
- Banjarmasin Post
- Sriwijaya Post
- Bangka Pos
- Tribun Batam
- Tribun Jambi
- Serambi Indonesia
- Tribun Kaltim
- Tribun Lampung
- Tribun Manado
- Tribun Medan
- Tribun Pontianak
- Tribun Pekanbaru
- Tribun Timur
- Tribun Sumsel
- Pos Kupang
- Pos Belitung
Mahasiswi Riau Sempat Kaget Puasa di Inggris
Selasa, 23 Juni 2015 16:34
Laporan: Sari Rezki
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ramadhan 1436 Hijriah atau tahun 2015 ini dirasakan begitu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya bagi Atika Irawan. Demi menuntut ilmu yang tinggi ia rela merantau jauh ke Benua Eropa. September 2014 lalu ia baru saja menuntut Ilmu jurusan Islamic Finance and Management di Durham University, Inggris. Ia sempat kaget saat pertama kali menjalankan ibadah puasa di Inggris. Sebab, penyesuaian waktu berbuka puasa dan sahur cukup sempit, yakni sahur pukul 02.45 dan berbuka pukul 21.45 malam waktu setempat.
“Jadi untuk waktu puasa yang panjang sekitar 19 jam untuk siang yang lama jadi tak terlalu terasalah, apalagi cuaca disini mendukung sekali menurut saya untuk puasa, walaupun lagi musim panas, tapi sejuk,suhu udaranya 16 derajar celcius, kadi ya paling haus karena kerongkongan kering saja,” ucap Alumni SMAN 8 Pekanbaru ini.
Perempuan berjilbab ini mengatakan beberapa hari ini Atika berbuka tidak memakan takjil karena di sana, tidak ada yang menjual makanan pembuka untuk berbuka puasa. Hingga Hari keeempat puasa, ia hanya berbuka dengan air putih dan makanan biasa, seperti nasi dan lauk pauk.
“Disini tak ada takjil, rindu juga sih. Tapi disini puasanya Termasuk seru, karena jarak buka dan sahurnya dekat. Dan malam di sini tak segelap di Indonesia, kadang kami sengaja sahur bareng teman-teman yang muslim juga,supaya semangat,” tuturnya.
Tantangan berpuasa di sana menurut Atika adalah karena di sana muslim adalah minoritas, sehingga terkadang sedikit susah. Ditambah dengan jam buka puasa yang diatas jam makan malam. Jadi sedikit susah untuk hadir pada acara-acara makan malam.
“Kalau ada undangan makan, malam ataupun siang, kitanya muslim harus jelasin kalau kita lagi puasa. Dan Alhamdulillah mereka mengerti. Selain itu juga tak ada suara adzan seperti di Pekanbaru, mesjidnya Cuma ada satu dan tak pakai speaker, dilarang,” katanya.
Untuk Durham sendiri, ia mengatakan toko makanan halal yang menyediakan daging segar tidak ada, yang ada hanya daging sapi , ayam, atau kambing yang sudah dibekukan. Namun, untuk restoran halal dan makanan cepat saji, ia mengatakan asih ada beberapa untuk kaum muslim.
“Biasanya kalau saya mau daging halal yangs segar, saya harus ke kota sekitar Stockton atau Newcastle yang menyediakan daging halal. Newcastle termasuk kota besar, jadi gampang mencari apapun disana,” ucapnya. (*)
Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi BESOK. Simak lanjutannya di http://ift.tt/1w0o05e.
FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru
from pekanbaru tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar